Kamis, 06 Desember 2012

Puzzle 13 : Replaced the Memories

"Kenapa kita mesti naik kereta api sih, jadi ribet kan?. Mobil kan sebenarnya masih cukup. Cuma nambah seorang doang" Rara menggerutu terus sepanjang jalan dari hotel ke stasiun.
"aku mau ngajak kamu ke suatu tempat dulu" Jawab Kim. Rara menghentikan langkah dan memandang Kim dari belakang. Kim tersadar Rara tak ada di sampingnya, dia jalan mundur melihat Rara yang diam memandangnya penuh ragu.
"apa, kenapa melihatku kayak gitu, ayo jalan"
"kita mau kemana" Tanya Rara kemudian melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti.
"ikut aja, jangan banyak bicara, ini surprise"
"ga mau ah mesti jelas mau kemana?" Desak Rara masih penasaran.
"kenapa?.. kamu takut aku bawa kamu kemana? "
"Bukannya gitu...." Rara menghentikan kata-katanya.
"Atau jangan2 kamu ngarepin aku bawa ke suatu tempat?.. ayo jawab..kamu pengen aku bawa kemana?" Tanya kim menggoda.
"ih kok malah balik nanya"


Nunggu di stasiun kota jogja, kereta belum tiba. Suasana di stasiun ternyata dimana mana sama, baik itu bandung, jogja atau jakarta. Rara teringat masa lalunya saat menunggu kereta di stasiun Bandung bersama teman SMA dan Kak Bayu, kakak kelasnya. Suasana gambar itu tergambar di benak dan matanya, suasana belasan tahun kebelakang. Rara melihat dirinya dan temannya duduk berjejer di lantai stasiun, tak peduli kotor, waktu itu dia termenung, ada ingin dan harapan tentang antara dia dan Kak Bayu. Dia melihat kak Bayu tersenyum dan bercanda bersama temannya, tiba-tiba ...diantara semua bayangan masa lalunya ada wajah seseorang muncul, tepat di depan wajahnya, hanya berjarak 30 cm. Wajah itu seseorang yang dia kenal juga. Dia menggerakkan dua jari tangannya seolah mau mencolok mata rara kemudian memindahkannya ke matanya, isyarat untuk menatap matanya.Sesaat keduanya beradu tatapan beberapa lama.
"Mikirin apa? kayak orang yang dihipnotis aja. Tatap mata saya." Orang itu tersenyum. Ups.. ini bukan bayangan tapi ini kenyataan.Yang didepannya adalah boss nya.
"hehhe..ga papa.." Rara kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan kikuk.
"nih.. minumnya." Kim memberikan segelas minuman dingin, kemudian duduk di samping Rara
"apa yang kalian lakukan waktu itu?"
"hah?" Rara heran dengan apa yang ditanyakan bossnya.
"apa yang kamu lakukan waktu nunggu kereta dulu" tanya Kim kemudian.
"main kartu ramalan"
"ga mutu....tunggu bentar" Dia beranjak pergi lalu menghilang dari pandangan Rara
"kita main ini" dia balik lagi dengan beberapa potongan gambar. Permainan kartu yang biasa dipakai anak kecil.
"kita tepok gambar" Lanjutnya kemudian membagi untuk Rara.
"apaan sih ga mau ah" Rara tersenyum geli, tapi kim tetap memaksa untuk main tepok gambar.

Di dalam kereta :
Kim duduk di depan Rara bukan di sampingnya. Sehingga mereka berdua saling berhadapan dan sama-sama dekat dengan jendela. Rara teringat lagi Kak Bayu. Yah, stasiun dan kereta selalu mengingatkan kenangan tentang dia dan kak Bayu. Meski tidak terjadi hal yang istimewa waktu itu, bagi Rara itu adalah kenangan indah bersama kak Bayu dan temannya. Dulu kak bayu duduk diatas sandaran tangan di samping Rara karena tidak kebagian tempat, lalu kemudian duduk persis di depannya. Dia tertidur dan saat tertidur itu Rara menatap wajahnya dengan puas.
Kim mengibaskankan tangannya menyuruh rara mendekatkan kepalanya, agar bisa berbisik.Lagi-lagi boss nya yang satu ini masuk tiba-tiba dan membuyarkan lamunan dia.
"Aku mau tidur, jadi kamu bebas melihat wajahku sepuasnya, ga usah curi-curi pandang"
"hizzzz" rara mendesis kemudian kembali ke posisi duduknya. Idih Ge Er banget sih nih orang siapa juga yang mau mandangin wajah dia. Meski berkata begitu  Rara tetap tak melepaskan matanya dari wajah kim yang tertidur atau mungkin pura-pura tidur, sampai akhirnya Rara sendiri yang memejamkan mata.

"Bangun kita udah nyampe" Kim membangunkan Rara kemudian menggenggam tangan Rara keluar dari kereta yang penuh sesak orang-orang yang mau turun dan naik. Rara masih mengumpulkan nyawanya sampai akhirnya dia tersadar, itu bukan stasiun Jakarta tapi stasiun Bandung.
"Dimana ini? " Meskipun sudah yakin dia berada dimana dia tetap bertanya.
"ikut aja"

Gunung Tangkuban perahu:
"kenapa kamu tiba-tiba ngajak aku ke tempat-tempat yang pernah aku kunjungi sama ka bayu"
"jadi kamu ingat dia yah,... kak bayu itu" kim tersenyum sinis.
"Jadi firasatku benar" Tambahnya lalu menghembuskan nafas putus asa.
"hah..firasat apa sih. Spontan aja, dulu aku pernah ke sini, dan aku ingat itu, wajar kan?"
"aku cemburu sama dia"
"cemburu?"
"aku cemburu sama orang-orang yang ada di masa lalumu, karena kamu masih ingat mereka"
"yah walaupun ga di ingat-ingat kenangan tetap ada kan?, ga bisa di hapus"
"setiap kamu pergi ke suatu tempat dimana dulu ada dia, maka kamu akan mengingat dia, contoh kecil  stasiun dan tangkuban perahu ini. Pasti terlintas masa lalumu saat kamu di sini. Dan aku cemburu saat kamu ingat kak Bayu itu"
"hah..lucunya..kamu bahkan cemburu hanya aku mengingatnya..justru kalau kamu bawa aku kembali ke tempat2 itu bukannya aku jadi malah ingat, harusnya jangan bikin aku ingat dong biar gak CEMBURU"
"seperti yang kamu bilang tadi ' walaupun ga di ingat-ingat kenangan tetap ada kan?. Makanya aku coba mereplaced semua kenangan itu."
"maksudnya mereplaced kayak gimana?"
"Aku akan mendatangi setiap tempat yang pernah kamu datangi, terutama yang punya kesan spesial  dalam ingatanmu, jadi kelak jika kamu mengingat tempat itu, kamu juga akan mengingatku bukan hanya mengingat mereka sebelumnya, mereplaced artinya aku mengganti kenanganmu"
"tetap saja aku bisa ingat, kan aku ga amnesia"
"kita liat aja nanti, kenangan mana yang akan dominan kamu ingat."
"Boss.. segitunya yah kamu suka sama aku. Aku jadi terharu" Rara melet, menjulurkan lidahnya sedikit keluar.
"Baru tahu yah.. Besok minggu aku ingin pergi ke pasar kaget STEKPI"
"STEKPI?"
" Aku akan mereplaced kenanganmu tentang Abi dan Rey"
"Wah..bener-bener deh..serius"



Bazar di depan STEKPI
Sesuai perkataannya Kim mengajak Rara pergi ke pasar kaget daerah STEKPI. Sebuah tempat yang selalu mengingatkan kenangan Rara tentang Abi dan Rey.
"Kamu berjalan melihat-lihat barang dagangan tapi pikiranmu tertuju sama Rey dan Abi" Diantara desakan-desakan orang, Kim berbisik pada Rara. Sial kenapa dia bisa tahu aku terfikir mereka, Rara mengumpat.
"Yah benar, aku ingat waktu itu. Abi jalan di depanku dan Rey tepat berada di belakangku. Kenapa? Kamu cemburu lagi karena aku ingat itu?" Rara berkata dengan emosi.
"Yah aku cemburu, tapi aku senang karena aku berjalan di sampingmu.  Proses replaced the memories akan lebih cepat." Kim tersenyum senang.

Sarapan di kaki Lima :
"Aku mau pesen bubur"
"Ok. Kali ini Aku biarkan kamu berselingkuh dalam benakmu" Kim bersuara dengan pelan seperti berbisik.
"Kamu tuh kenapa sih, jadi nyebelin banget. Udah aku ga jadi makan bubur, puas?" Rara menaikkan nada suaranya. Dia berdiri bersiap pergi, tapi kemudian Kim menahan tangannya meminta duduk.
"Bang, pesen dua yah, ga pake kecap manis" Kim berteriak mesan makanan ke tukang bubur yang ada.
Rara tak berbicara sepatah kata pun, dia benar-benar merasa bete dengan kelakuan Kim di hari ini. Cemburu pada orang-orang di masa lalu? apa itu masuk akal? Terus kenapa dia selalu bisa menebak apa yang ada dipikran Rara, dan selalu benar.Awalnya sih terharu, tapi lama-lama menjengkelkan. Rasa cemburu yang berlebihan.
Pesanan bubur datang. Kim menuangkan 3 sendok sambal di mangkok punya Rara. Melap sendok dengan tissue dan memberikannya ke Rara. Rara diam tak menerima sendok itu.
"Perlu aku suapin juga?" Dia memberi isyarat dengan matanya "ambil sendoknya". Rara mengambil sendok dari tangan Kim dengan kasar, dia masih kesal. Semakin Rara kesal semakin Kim senang, karena rasa kesal dan benci akan lebih kuat diingatan daripada rasa bahagia biasa. Hanya dengan itu dia akan punya poin lebih diingat dari pada yang lain.