Kamis, 31 Januari 2013

Mimpi adalah mimpi

30-1-13
Aku, ibuku dan dua orang keponakanku yang masih kecil bertamu ke rumah Kak Bayu. Aku disambut sama dia dan istrinya. Kak Bayu membuka pembicaraan dengan bahagia dan semangat. Istri ka Bayu ke belakang untuk memasak dan kami ngobrol bertiga dengan ibu, ponakanku main dengan anaknya ka bayu. Dia memberiku mukena berwarna hitam dengan renda putih sambil memberikan berbagai nasihat. Ibuku tampak tak senang, mukanya ditekuk dan kesal, aku tahu ibu ga suka sama kak Bayu dengan alesannya ga jelas. Aku selalu menahan-nahan dia untuk tidak berbicara yang tidak enak pada kak Bayu. Cukup lama kami bertamu dan akhirnya pulang. Ibu membawa beberapa bingkisan seperti sayur, buah dan makanan dari istrinya kak Bayu. Keponakanku pulang duluan pakai angkot. waktu kami berdua jalan tiba-tiba Kak Bayu datang bawa motor. Dia mau mengantar pulang. Aku pikir ibu saja yg di bonceng karena dia bawa barang banyak, tapi kak Bayu bilang berdua saja. Akhirnya kami bonceng bertiga. Ibu di depan, kak bayu di tengah dan aku di belakang. (dasar mimpi yah, ibuku segede apa kok bisa duduk di depan kak bayu, trus dia bawa motornya  gimana ^_^). Aku meluk pinggangnya dengan erat, tipis banget. (aslinya pasti cuma guling). Setelah beberapa jauh ada jalan persimpangan. Harusnya ke kiri, Kak Bayu malah ngambil kanan, semua orang menyuruhnya untuk putar balik, atau lurus aja ngambil kanan. Akhirnya dia langsung nyebrang dari kanan ke kiri. Mimpinya berakhir di situ.

Rara terbangun merasa bahwa mimpinya indah, tapi tiba-tiba dia sadar, harusnya aku ga boleh mimpiin dia. Karena dalam mimpi pun Kak Bayu tetap bersama anak dan istirnya. Itu adalah kenyataan. Mimpi ini membuat perasaan rara tidak karuan dan akhirnya moodnya jelek di pagi ini. Sampai tiba di kantor pun mukanya tetep kusut.
"Ping..ping..ping.." suara smarphone rara berbunyi tiga kali , ada notifikasi facebook di situ.
"argh.... waaaaaayyyyyyyy" Rara teriak di meja kerjanya saat membaca pesan di handponenya.
"napa sih?.. berisik pagi-pagi!" Mr. Kim turun dari kamarnya kemudian menuju dapur. Rara mengikutinya dari belakang sambil membawa sebungkus oatmeal siap seduh untuk sarapan pagi.
"Pagi-pagi tuh harus ceria, ini malah berisik mengeluh, mana mukanya kusut gitu, kenapa sih." Mr. Kim memulai sarapan yang telah disiapkan bi min. Rara tak menjawab dia sibuk menyeduh oatmealnya kemudian duduk persis di depan bossnya.
"Semalem aku mimpiin seseorang, biasanya ga pernah"
"Siapa?" Mr. Kim berhenti mengunyah makanannya sejenak lalu melihat ke wajah Rara, tapi rara tak melihatnya sama sekali.
"Eh pagi-pagi dia update status, padahal jarang banget dia update status" Rara melanjutkan tanpa menjawab pertanyaan bossnya.
"siapa yang kamu omongin?" Mr.Kim bertanya lagi.
"Padahal aku ingin lupain dia. Jadi bete kan" lanjut Rara tanpa menghiraukan tanya kim lagi.
"Mimpiin daesung?, Lee seung gi atau siapa satu lagi..emh.. song joong ki" Mr.Kim tak mau nyerah, dia tetap nyelidik.
"Mending mimpiin mereka mah, ini mah horor banget pokoknya" jawaban Rara sekarang nyambung, tapi tetap gak ngasih tahu siapa yang di mimpinya.
"Trus kenapa bisa pas aku mimpi pas dia update status, nyambung banget kan!. Sehati, dan aku benci itu" Rara terus mengoceh tapi seolah dia berbicara sendiri. Sebentar-sebentar mengeluh sebentar-sebentar menggelengkan kepalanya
"Hoyy.. berapa juta orang yang mimpi tadi malem, berapa juta orang yang update status pagi tadi. Semua orang melakukan hal yang sama, bukan berarti mereka sehati." Mr. Kim mulai kesal melihat tingkah anak buahnya yang satu ini. Rara langsung diam terpaku mendengar kata-kata bossnya. Dia menatap mata bossnya dengan kosong.
"Kamu aja kali yang nyambung-nyambungin keadaan, kamu aja yang keGeeran seolah-olah  jika kamu ingat dia, dia juga ingat kamu. Siapa sih dia, bikin mukamu kusut kayak gitu". Tambah Mr.Kim.
"Dan satu lagi.. kenapa mimpimu itu berpengaruh sama keseharianmu. Jika mimpi indah ketawa-ketawa, jika mimpi buruk, kusut mukanya. Mimpi itu cuma mimpi, jangan suka disambung-sambungin sama kenyataan." Rara beranjak dari duduk kemudian pergi meninggalkan Mr.Kim.
"Kemana kamu?" Mr.Kim melototi Rara, gini nih kalau diomongin cepet marah dan ga mau dengerin.
"Kerja" jawab Rara. Dia membalikan mangkuk ditangannya, tanda makanannya sudah habis. Setelah mencuci mangkuknya dia pergi ke ruang kerja tanpa berkata sedikitpun.
"hizz... datang pagi-pagi malah berisik." Keluh Mr.Kim yang terus mengikuti gerak-gerik Rara.

Rara duduk untuk mulai bekerja. Dia termenung lagi, kini hampir menangis. Kata-kata boss itu benar, dari dulu memang aku hanya berpikiran sendiri. Berpikir bahwa jika aku mengingat kak Bayu, dia juga ingat aku .  Aku menyukainya dan berfikir mungkin juga dia menyukaiku.Tapi sebenarnya aku hanya  sendiri. Setiap hari apapun yang kulakukan aku mengingatnya sedangkan dia mengingat apa yang dia ingat. Aku hidup dengan bayangan kak Bayu tapi kak bayu hidup dengan bayangannya sendiri. Itu kenyataannya. Hidupku hanya bercerita tentang kak Bayu, tapi kak bayu punya cerita sendiri yang aku ga tahu. Boss juga benar bahwa mimpi hanya mimpi, ga ada arti apa-apa, tapi itu tanda bahwa otakku belum bisa menghapus kak Bayu secara total, dan parahnya dia membenarkan apapun yang aku pikirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar