Kamis, 02 Agustus 2012

Puzzle 6 : Suatu hal yang belum terselesaikan

Hp Raisa berdering 3 kali berturut-turut, SMS masuk dari 3 sahabatnya.
" Ikut reuni SMA ga?" Ketiga sms tu berisi pesan yang sama.
" Kayaknya nggak, Kalian gimana?" Dia mengetik pesan balasan dan mengirimkan ke tiga temannya sekaligus. Setiap tahun selalu ada reuni SMA seangkatan , sayangnya dari 400 orang alumni paling hanya 20 orang yang datang dan setiap tahun itu -itu saja yang hadir.
"Aku masih di Jakarta, belum mudik" Balasan SMS dari Rara
"Males ah" Acie menjawab singkat.
"Pengen ketemu Topan, tapi kayaknya aku ga bisa ikut" Meski ingin, Tia juga tidak bisa ikut. Tak ada mereka, Raisha pun rada males, takutnya nanti disana jadi bengong karena tak ada teman yang akrab. Sebenarnya Raisha ingin pergi ke sana, berharap bisa bertemu dengan Mahesa, lelaki yang dia sukai waktu SMA. Meski Raisha sudah punya pacar tapi dia ingin bertemu untuk terakhir kalinya sebagai orang yang masih menyimpan rasa secara diam-diam.Kini hubungan Raisha dan Aris, pacarnya semakin serius dan mungkin sebentar lagi akan menikah, untuk itu dia ingin menutup hatinya untuk kisah -kisah lama yang bertahun tahun tersimpan. Kemungkinannya kecil bertemu dengan Mahesa di Reuni itu, belum pasti dia hadir atau tidak. Tapi dia merasa harus pergi untuk mengakhiri suatu hal yang belum terselesaikan. Kemungkinan dia akan pergi meski sahabatnya tidak ikut.

"Sa, besok sabtu kita makan malam sama keluargaku, kamu bisa dateng kan?" Raisha sedikit tertegun mendengar permintaan Aris, karena waktu acaranya sama dengan acara reuni.
" Keluarga besarku kumpul, mereka ingin kenalan sama kamu. Sabtu malem kamu gak ada acara kan?" Tanya Aris lagi.
"Iya, bisa, tapi kamu jemput aku yah" Raisha tak punya pilihan lagi. Tidak mungkin dia memilih untuk kumpul reuni dibanding kumpul bersama keluarga Aris.


"Pabo choerom wae molla neunji... pabo choerom wae geudereul bonenggonji...." Handpone Raisha menjerit-jerit menyanyikan ost.drama korea, baru saja dia tiba dari kantor. Sekilas dia melirik nama yang tercantum di layar, Faisal, teman sekelas di SMA.
"Halo Sal, apakabar"
"Sa kamu bisa dateng ga, kita ada reuni anak 2-2 nih"
"Kapan?"
"Malam ini, jam 7.Di Caffe 88"
"Lha kok ngedadak banget sih,aku telat dong. Siapa aja yang dateng"
"Gak telat kok, ke sini aja, lumayan banyakan, ajak temen-temen yang lainnya"
"Ok deh sal aku kesana, aku coba hubungi temen-temen yang lain dulu yah"
"Aku Hesa, Mahesa" Raisha terkejut, sedari tadi dia kira Faisal yang bicara dengannya. Ternyata lawan bicaranya adalah Mahesa, dia tak bisa mengenali suaranya karena semenjak dia kenal sedari 12 tahun yang lalu, baru pertama ini Mahesa berbicara lewat telpon dengan Raisha.Mungkin ini pertama dan terakhir kalinya.
"Hah, aku kira Faisal, ok deh sampe ketemu di sana yah" Raisha menutup telpon dan mendekapkan dalam dada. Dia menghembuskan napas panjang, kemudian bersiap pergi.
Sesampainya di Caffe yang dimaksud, ternyata yang hadir hanya 8 orang, hanya sahabat-sahabat terdekat Mahesa, Raisha menjadi perempuan kedua yang hadir setelah istri Iwan.Sedikit canggung karena serasa dia dalam komunitas berbeda, tapi itu bukan masalah, kedatangannya adalah agar dia bisa bertemu dengan Mahesa.
"Mahesa mau nikah bulan depan, kalau bisa kamu dateng yah" Mendengar pernyataan Iwan, Raisha sedikit terkejut namun lega.
"Wah selamat, lama di Amerika dapetin orang bule dong"
"Ah nggak, Wanita lokal aja " Jawab Mahesa tersipu malu. Dengan melihat dia menikah sepertinya Raisha bisa melepaskan Mahesa sepenuhnya. Kenapa Raisha ingin bertemu Mahesa adalah untuk ini, menyelesaikan sesuatu hal yang belum terselesaikan. Kini semuanya berakhir, Raisha bahagia dan ingin membagikannya pada ketiga sahabatnya. Keesokan paginya dia langsung menemui Rara yang masih menikmati hari liburnya dengan malas-malasan.

"Dah denger dari Raisya kalo dia kemarin ketemu Mahesa?" Rara bertanya pada dua sahabatnya Tia dan Acie, mereka berkumpul untuk makan bersama dan sedang menunggu Raisha yang belum datang.
"Aku heran sama Raisya, emangnya dia masih ngarepin Mahesa yah?. Dia kan dah punya Aris" Acie menjawab dengan tanya.
"Iya,kemarin kok dia kayak ngebet gitu mau ketemu Mahesa." Tia menambahkan.
"Bukan karena dia masih suka dengan Mahesa, bukan juga karena masih ngarep, hanya karena ada sesuatu hal yang belum selesai di masa lalu." Rara menjawab berasumsi, tapi dia yakin dengan jawabannya itu.

Mungkin suatu hal seperti ini tidak dialami semua orang. Rara dan sahabatnya mengalami. Bagi mereka yang hanya bisa memendam cinta tanpa bisa mengungkapkan, pada akhirnya punya kisah cinta yang menggantung. Kisah yang tidak bisa tamat dan tidak tahu endingnya seperti apa, karena mereka tidak benar-benar tahu kapan kisah itu berawal. Rasa yang mereka simpan bisa bertahan satu tahun, dua tahun, bahkan bertahun-tahun.Ada cinta baru tak bisa menjamin bahwa suatu hal itu bisa berakhir, sehingga bisa menjadi suatu hal yang belum terselesaikan.
Saat SMA, Raisya punya orang yang dia suka bernama Mahesa, dia menyukainya dengan diam-diam tanpa bisa mengungkapkan. Tak bisa mengaku suka apalagi menyatakan cinta. Hingga dia berpisah karena jarak dan waktu.Perpisahan itu terjadi begitu saja tanpa bisa memastikan bagaimana dengan nasib cinta sepihak yang Raisya punya untuk Mahesa. Kisah cinta yang berawal dengan menyukai Mahesa berakhir begitu saja sehingga menjadi suatu hal yang belum terselesaikan. Berapa lama pun waktunya, jika sesuatu itu belum terselesaikan, maka cerita itu belum berakhir. Seperti halnya Raisha terhadap Mahesa, Rara pun mempunyai sesuatu hal yang belum terselesaikan antara dia dan Kak Bayu. Dia berharap untuk bisa bertemu Kak Bayu sekali lagi. Bukan karena masih mengharap, bukan karena masih menyukainya, bukan karena ingin apa-apa, hanya ingin bertemu dan meyakinkan bahwa sesuatu itu telah terselesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar